Cast & Crew
Jack Mcbrayer
Fred Armisen
Paul Rodriguez
Christina Applegate
Michael Clarke Duncan
Neil Patrick Harris
Bette Midler
Nick Nolte
Steve Bencich
John Requa
Glenn
berkreasi dalam keseharian
Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.This theme is Bloggerized by Lasantha Bandara - Premiumbloggertemplates.com.
Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.This theme is Bloggerized by Lasantha Bandara - Premiumbloggertemplates.com.
Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.This theme is Bloggerized by Lasantha Bandara - Premiumbloggertemplates.com.
Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.This theme is Bloggerized by Lasantha Bandara - Premiumbloggertemplates.com.
Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.This theme is Bloggerized by Lasantha Bandara - Premiumbloggertemplates.com.
| Written by Yoggi Herdani ... Sumber: http://dikti.go.id | 
| Thursday, 03 June 2010 07:46 | 
|   Pendidikan karakter kini memang menjadi  isu utama pendidikan, selain menjadi bagian dari proses pembentukan  akhlak anak bangsa, pendidikan karakter ini pun diharapkan mampu menjadi  pondasi utama dalam mensukseskan Indonesia Emas 2025. Di lingkungan  Kemdiknas sendiri, pendidikan karakter menjadi fokus pendidikan di  seluruh jenjang pendidikan yang dibinannya. Tidak kecuali di pendidikan  tinggi, pendidikan karakter pun mendapatkan perhatian yang cukup besar,  kemarin (1/06) Universitas Pendidikan Indonesia (UPI) mengadakan Rembuk  Nasioanal dengan  tema “ Membangun Karakter Bangsa dengan Berwawasan  Kebangsaan”. Acara yang digelar di Balai Pertemuan UPI ini, dibidani  oleh Pusat Kajian Nasional Pendidikan Pancasila dan Wawasan Kebangsaan  UPI. Selain Wakil Menteri Pendidikan  Nasional, Prof.dr.Fasli Jalal, Ph.D, hadir pula menjadi pembicara  seperti Prof.Dr.Mahfud,MD,SH, SU. Prof.Dr.Jimly Asshiddiqie, SH.  Prof.Dr.Djohermansyah Djohan, M.A. Prof.Dr.H.Sunaryo Kartadinata,M.Pd.  Prof.Dr.H.Dadan Wildan, M.Hum dan Drs. Yadi Ruyadi, M.si. Wamendiknas dalam acara ini  mengungkapkan arti penting pendidikan karakter bagi bangsa dan negara,  beliau pun menjelaskan bahwa pendidikan karakter sangat erat dan dilatar  belakangi oleh keinginan mewujudkan konsensus nasional yang  berparadigma Pancasila dan UUD 1945. Konsensus tersebut selanjutnya  diperjelas melalui UU No 20 tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan  Nasional, yang berbunyi “ Pendidikan nasional berfungsi mengembangkan  kemampuan dan membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat  dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa, bertujuan untuk  berkembangnya potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman  dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat,  berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga negara yang  demokrasi serta bertanggung jawab.” Dari bunyi pasal tersebut, Wamendiknas  mengungkapkan bahwa telah terdapat 5 dari 8 potensi peserta didik yang  implementasinya sangat lekat dengan tujuan pembentukan pendidikan  karakter. Kelekatan inilah yang menjadi dasar hukum begitu pentingnya  pelaksanaan pendidikan karakter. Wamendiknas pun mengatakan bahwa, pada  dasarnya pembentukan karakter itu dimulai dari fitrah yang diberikan  Ilahi, yang kemudian membentuk jati diri dan prilaku. Dalam prosesnya  sendiri fitrah Ilahi ini dangat dipengaruhi oleh keadaan lingkungan,  sehingga lingkungan memilki peranan yang cukup besar dalam membentuk  jati diri dan prilaku. Oleh karena itu Wamendiknas mengatakan  bahwasanya sekolah sebagai bagian dari lingkungan memiliki peranan yang  sangat penting. Wamendiknas menganjurkan agar setiap sekolah dan seluruh  lembaga pendidikan memiliki school culture , dimana setiap  sekolah memilih pendisiplinan dan kebiasaan mengenai karakter yang akan  dibentuk. Lebih lanjut Wamendiknas pun berpesan, agar para pemimpin dan  pendidik lembaga pendidikan tersebut dapat mampu memberikan suri teladan  mengenai karakter tersebut. Wamendiknas juga mengatakan bahwa  hendaknya pendidikan karakter ini tidak dijadikan kurikulum yang baku,  melainkan dibiasakan melalui proses pembelajaran. Selain itu mengenai  sarana-prasaran, pendidikan karakter ini tidak memiliki sarana-prasarana  yang istimewa, karena yang diperlukan adalah proses penyadaran dan  pembiasaan. Prihal pengembangannya sendiri,  Wamendiknas melihat bahwa kearifan lokal dan pendidikan di pesantern  dapat dijadikan bahan rujukan mengenai pengembangan pendidikan karakter,  mengingat ruang lingkup pendidikan karakter sendiri ssangatlah luas. Sehari sebelum acara yang digelar di UPI  ini ( 31/05), di Ruang Rapat Komisi X, DPR-RI, diadakan Rapat Kerja  yang membahas pendidikan karakter. Hadir dirapat tersebut selain 25  anggota fraksi, adalah Menkokesra, Mendiknas, Menag, Menbudpar, Menpora,  Wamendiknas, Perwakilan Kementerian Dalam Negeri, serta para pejabat  eselon 1 kementerian terkait. Dalam Rapat Kerja tersebut dibahas mengenai kesiapan masing-masing  kementerian mengenai pendidikan karakter tersebut. Menkokesra sebagai  koordinator perumus pendidikan karakter ini menyebutkan bahwa setiap  kementerian yang terikat memiliki program-program berencana mengenai  pendidikan karakter yang nantinya diajukan sebagai bahan untuk mengagas  lahirnya Keppres mengenai pendidikan karakter. Menkokesra pun  menyebutkan bahwa nantinya pendidikan karakter ini akan dijadikan aksi  bersama dalam pelaksanaannya.Para anggota fraksi pun melihat pendidikan karakter ini sangat penting dalam membentuk akhlak dan paradigma masyarakat Indonesia. Semoga pendidikan karakter ini tidak hanya menjadi proses pencarian watak bangsa saja, melainkan sebagai corong utama titik balik kesuksesan peradaban bangsa.  | 
Copyright (c) 2014 New Inspiration.... . All rights reserved. WP-Polaroid Blogger Template by eBlogger Templates. Modified by CB Blogger